
Nama Bika sendiri menurut sumber terilhami dari kue khas Melayu yaitu Bika atau Bingka yang kemudian dimodifikasi dengan menambahkan pengembang dari bahan Nira atau tuak Enau agar dan menjadi berbeda dari kue Bika atau Bingka khas Melayu tersebut. Bika Ambon nampaknya mulai beradaptasi mengikuti laju zamannya. Kini, Bika Ambon tidak lagi hanya berwarna kuning, namun berbagai varian warna sudah dapat ditemukan sesuai rasanya. Kini Bika dibuat dalam rasa pandan, namun ada juga yang mengembangkannya dalam varian rasa lain, seperti, durian, keju, cokelat. Kawasan yang banyak penjual Bika Ambon adalah Kawasan Jalan Majapahit. Kawasan Jalan Majapahit sangat ramai menjual Bika Ambon sejak 1980-an dan menjadi pusat penjualan Bika Ambon di Medan. Pada 1970-an, Bika Ambon selalu dihidangkan sebagai kudapan menikmati es krim.
Nama Bika Ambon memang unik. Meski ada kata Ambon pada namanya, namun bukan berarti kue Bika Ambon berasal dari ibukota Provinsi Maluku tersebut. Kehadiran Bika Ambon yang berbeda nama dan lokasi asal menuai banyak kontroversi. Bika Ambon yang memang sangat nikmat ini kemudian menjadi sangat populer di Medan dan menjadi fenomenal hingga banyak cerita tentang asal muasal Bika Ambon.
Dalam buku Bunga Angin Portugis di Nusantara, Jejak-jejak Kebudayaan Portugis di Nusantara (2008) karya Paramita R Abdurrahman, disebutkan bahwa salah satu peninggalan Portugis di Maluku adalah tradisi kuliner. Di antara berbagai jenis kuliner yang diperkenalkan kepada penduduk setempat, satu di antaranya adalah bika. Namun tak ada yang bisa menjelaskan bagaimana kue tersebut dibawa atau diperkenalkan oleh orang Ambon ke Medan, atau bagaimana ia bisa bernama Bika Ambon (sumber: http://www.pariwisata.pemkomedan.go.id/artikel-23-sejarah-kenapa-bika-ambon-dari-medan.html).
Sekarang ayo kreasikan Bika Ambon yuk untuk keluarga dirumah!
Bahan Biang:
100 gram tepung terigu protein sedang
125 ml air
1 bungkus ragi instan
Bahan:
175 gram gula pasir
100 ml air
350 ml santan dari 1 butir kelapa
2 sendok teh garam
100 gram gula pasir
250 gram tepung sagu
30 gram tepung ketan
8 butir telur
Cara Membuat:
1. Aduk rata bahan biang. Diamkan 15 menit.
2. Gosongkan gula pasir. Tambahkan air sedikit-sedikit sambil diaduk sampai gula larut. Angkat.
3. Rebus santan, air karamel, garam, dan gula pasir sambil diaduk sampai mendidih. Saring. Ukur 500 ml.
4. Campur tepung sagu, tepung ketan, dan biang. Uleni sampai rata.
5. Tambahkan telur satu persatu sambil diuleni rata.
6. Masukkan rebusan santan hangat sedikit-sedikit sambil dikocok perlahan dengan selama 15 menit. Diamkan 2 jam.
7. Tuang di dalam cetakan kue lumpur yang sudah dipanaskan. Biarkan sampai mengembang. Kecilkan api. Biarkan sampai 3/4 matang. Tutup dan biarkan matang.